Apabila pada awal periode akuntansi terdapat saldo barang dalam proses, maka saldo tersebut pada akhir periode harus disesuaikan ke ikhtisar produksi (Ingat bukan ihktisar rugi laba !)untuk meng-nol-kan persediaan awal.
Misal :
Pada 1 Januari 2009 terdapat persediaan awal barang dalam proses senilai Rp. 2.400.000, maka pada akhir periode nilai ini harus dihilangkan / disesuaikan (di-nol-kan) dengan cara mengkredit rekening persediaan barangdalam proses sejumlah persediaan awal dan menutup nya ke rekening ikhtisar produksi.
Selanjutnya pada akhir periode setelah terjadi proses produksi selama periode akuntansi apabila terdapat persediaan akhir barang dalam proses, maka persediaan akhir tersebut harus ditimbulkan di neraca saldo akhir dengan cara melakukan penyesuaian yaitu mendebet perkiraan persediaan barang dalam proses dan mengkredit ikhtisar produksi sejumlah nilai persedaiaan barang dalam proses akhir.
Misal :
Dari persediaan awal diatas, setelah selama satu periode berproduksi, perusahaan memiliki persediaan akhir barang dalam proses sejumlah Rp. 3.200.000,- maka untuk menimbulkannilai Rp. 3.200.000.- tersebut dilakukan dengan cara mendebet persediaan barang dalam proses da mengkredit ikhtisar produksi senilai Rp. 3.200.000,-
Dari uraian diatas maka jurnal penyesuaiannya adalah :
Sehingga pada saat diposting ke buku besar T akan tampak seperti berikut :
Dari buku besar diatas maka nilai persediaan akhir barang dalam proses adalah Rp 3.200.000,-Â karena nilai persediaan awal sebesar Rp 2.400.000,- sudah menjadi nol , dan perkiraan ikhtisar produksi terdapat saldo Rp. 800.000