Pencatatan akuntansi dengan metode fisik merupakan metode yang paling mudah dipelajari dan digunakan, oleh kareana itu dalam tingkat pembelajaran manapun, kasus yang diberikan terlebih dahulu adalah pencatatan akuntansi dengan metode fisik. Ciri-ciri metode fisik Bagaimana kita mengidentifikasi suatu metode dikatakan dicatat dengan metode fisik atau bukan ?.. berikut adalalah ciri-ciri metode fisik :
1. Pembelian
Karakteristik yang sangat jelas membedakan metode fisik dengan  metode perpetual adalah terdapatnya rekening pembelian, artinya setiap terjadi pembelian barang baik secara kredit maupun secara tunai maka aktifitas pembelian akan dicatat di rekening pembelian. Sehingga pada neraca saldo (neraca) akan tampak rekening pembelian begitu pula akan terdapat buku besar (Ledger) rekening pembelian.
Contoh :
Pada tanggal 12 Agustus 2010, dilakukan pembelian persediaan secara tunai dengan nilai transaksi sebesar Rp. 5.000.000,- maka pada metode ini akan dicatat sebagai berikut :
12 Agustus 2010 | Pembelian | Rp 5.000.000,- | ||
Kas | Rp 5.000.000,- |
Pada tanggal 14 Agustus 2010, dilakukan pembelian persediaan secara kredit dengan nilai transaksi sebesar Rp. 4.000.000,- maka pada metode ini akan dicatat sebagai berikut :
14 Agustus 2010 | Pembelian | Rp 4.000.000,- | ||
Utang Dagag | Rp 4.000.000,- |
2. Penjualan
Pada metode fisik, ketika terjadi penjualan hanya dicatat pada rekening penjualan sehingga tidak bisa diketahui / dicatat harga pokok barang yang dijual.
Contoh :
Pada tanggal 15 Agustus 2010 dijual secara tunai barang dagang seharga Rp. 2.500.000,-
15 Agustus 2010 | Kas | Rp 2.500.000,- | ||
Penjualan | Rp 2.500.000,- |
3. Penilaian Persediaan Akhir
Sesuai nama metode maka penilaian  persediaan akhir yang akan dicantumkan didalam laporan rugi laba dan neraca, maka penilaian dilakukan secara fisik dengan melakukan pengecekan ke gudang persediaan, konsekuensi dari aktifitas ini adalah terjadinya selisih antara catatan dengan hasil perhitungan fisik. Selisih yang terjadi mungkin disebabkan oleh hilangnya persediaan atau rusaknya persediaan barang digudang. Proses perhitungan fisik ini dilakukan secara periodik pada akhir periode akuntansi oleh sebab itu jika menggunakan metode fisik tidak memungkinkan mengetahui jumlah persediaan akhir di tengah-tengah periode akuntansi yang pada akhirnya harga pokok penjualan pun hanya dapat diketahui pada saat akhir periode yaitu ketika membuat laporan rugi laba.
Untuk mengetahui harga pokok digunakan perhitungan sebagai berikut :